Rupiah kian terdepresiasi. Siang ini, dikabarkan bahwa nilai tukar mata uang Indonesia terhadap dolar sempat menyentuh angka Rp 14.700 per AS.
Pantauan live Bisnis.com hari ini (23/9), pukul 14.52 WIB, menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah terus tertekan 0,74% ke Rp14.659 per dolar AS. Sebelumnya, pada pukul 13.38 WIB, rupiah sempat tembus ke atas Rp14.700 per dolar AS.
Disebutkan bahwa ada dua penyebab pelemahan rupiah. Alasan pertamanya adalah dolar Amerika Serikat yang kembali ke tren penguatan. Kemudian, adanya penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sejumlah lembaga rupiah akibat menyusutnya cadangan devisa.
Hal yang serupa juga dialami bursa saham Indonesia. Tercatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 78,35 poin atau 1,8 persen ke 4.265,69. Dari 2,27 miliar lembar saham diperdagangkan, nilai transaksi mencapai Rp1,69 triliun.
Imbasnya dirasakan oleh hampir semua sektor penggerak IHSG. Sektor aneka industri memimpin pelemahan dengan penurunan sebesar 3,4 persen. Sementara itu, hanya sektor pertambangan yang naik 0,1 persen.
Berikut adalah saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik Rp475 atau 0,6 persen ke Rp75.475, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik Rp120 atau 6,8 persen ke Rp1.880, dan saham PT Astra Graphia Tbk (ASGR) naik Rp70 atau 3,9 persen ke Rp1.850.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top looser, antara lain saham PT Siloam International Hospital (SILO) turun Rp700 atau 5,1 persen ke Rp13.100, saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) turun Rp650 atau 2,2 persen ke Rp28.575, dan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp575 atau 3,2 persen ke Rp17.300.